Selasa, 29 April 2014

“Al Akh... Letkol”



 Seorang teman dari Jakarta berkirim email. Isinya, reportase lengkap diskusi ‘Polisi Dalang Terorisme?’ di Intiland Tower, kawasan Sudirman Jakarta. Narasumbernya tokoh-tokoh yang sering muncul di layar kaca. Ada Kadiv-Humas Mabes Polri, Si Mardigu yang sering menjadi ‘driver’ media (minus daya kritis insan pers), Fahri Hamzah (komisi III DPR RI), Bang Munarman sang panglima laskar, dan Cak M. Khottot yang belakangan sering dilabeli dengan K.H. Tanggal diskusinya  16 Ramadhan 1431 H yang diselenggarakan oleh Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan (FKSK).

Senin, 28 April 2014

CIRI-CIRI ORANG TERTIPU (MAGHRUR)



Maghrur (tertipu) di sini bukan soal bisnisnya ditipu mitra bisnisnya. Bukan seorang penjual yang tertipu oleh pelanggannya. Semua itu sebetulnya soal kecil dalam kehidupan kita.

Tertipu dalam urusan uang lebih baik daripada kita tertipu oleh ilmu kita sendiri. Bahkan  tertipu oleh amalan kita. Sebab tertipu dalam dua urusan ini menjadi taruhan nasib kita dihadapan Allah Swt.


Seorang maghrur di akhirat kelak akan menjadi seorang yang paling menyesal. Bagaimana tidak, ia menyangka bahwa ia sudah aktif dakwah, berkontribusi dalam melawan kesesatan, namun di akhirat tidak berwujud apa-apa.

K o n g l o m e r a t



Saiful Adl itu memang buron Pemerintah Mesir sejak dulu. Beliau diduga terlibat pembunuhan Anwar Sadat. Krisis keamanan itulah yang membuat beliau betah di Afghanistan. Setelah perang Afghan-Soviet usai, ia tak kunjung pulang. Ia berjaya menjadi pemikir dan perancang strategi Al-Qaidah serta masuk dalam lingkar inti Usamah. Akan tetapi ‘krisis keamananan’ bukanlah satu-satunya penyebab beliau betah menjadi muhajir. Dalam sebuah catatannya yang dikirimkan ke Fuad Hussein, ia pernah menyebutkan bahwa sebuah perubahan memiliki syarat penting berupa jaminan keamanan organisasi dan pendanaan yang memadahi.

Minggu, 27 April 2014

Sang C E O



Osama bin Laden diwartakan syahid. Andai ia kembali hidup, mungkin akan mendatangi Obama untuk mengucapkan ‘syukron’ atau ‘tengkiu’. Kesungguhan Obama, mengantarkan cita-cita Osama terwujud. Ia telah beroleh hakekat kebahagiaan yang selama ini ia buru. Nikmat hakiki dan bukan kepalsuan. Kalau soal dunia, nikmat duniawi apa yang tak dimiliki Osama? Fulusnya lebih banyak dari Bush. Bisnisnya lebih menggurita dari Hillary Clinton. Istrinya lebih banyak dan cantik-cantik dibanding istri Obama. Dalam bab dunia, individu-individu petinggi Amrik itu jelas sulit mengejar. Apalagi kelas Hamid Karzai, Zardari, Sidney John, dan abdi-dalem sejenis;  jelas bukan level Osama. Kemiskinan kadang membuat para penguasa, politisi, polisi, peneliti, menjadi abdi Amerika. Kefakiran kadang mengantarkan kepada kekufuran. Tak terkecuali, di negeri ini.

Kisah Hikmah Penyejuk Hati



Seorang Syekh yang alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman.

Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.


Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar: “Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget dan cemas!”

Infiltran di Pondok Ngruki



Pertengahan 1991  Belum lama saya diangkat menjadi ustadz. Ketika itu, saya mendapat amanah membina santri baru. Suatu ketika, datang seorang ustadz membawa seorang pemuda berwajah tampan. Tubuhnya tegap lagi atletis. Kulitnya putih menyerupai bule. Saya mempersilahkan masuk ke ruangan saya. Ustadz pengantar kemudian meninggalkan kami berdua. Kepada saya, sang pemuda mengaku ingin belajar agama Islam. Sejurus kemudian, kami terlibat ta’aruf penuh suasana kehangatan. Maklum, datang saudara baru, berpenampilan menarik pula, ditambah ketika itu saya sedang sangat semangat membina generasi muda. Saya pun memintanya mengisahkan latar belakang kehidupan dan jalan cerita sampai di pondok Ngruki.

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)



LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

…Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Pria yang duduk di sampingku semalam adalah seorang syaikh yang LUAR BIASA.



Umurnya tak kurang dari 50-an tahun. Kerut di wajahnya belum lagi banyak.janggut putih yang disemir dengan warna merah menghiasi wajah teduhnya.

Tampilannya begitu bersahaja,hanya jubah putih yang polos dan selembar kain putih yang menjadi mahkotanya. HP pegangannya hanya N 73 jadul yang sudah gores dan lecet di sana-sininya.

Anda boleh bermaksiat, asalkan...



Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi seorang lelaki yang gemar melakukan maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabiah. Ia meminta nasehat kepada dirinya agar ia dapat menghentikan maksiatnya. Ia berkata, "Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya."

Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang kuajukan, maka aku tidak keberatan kau berbuat dosa."

Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar, Jahdar beratanya, "apa saja syarat-syarat ini, ya Aba Ishak?"