Sabtu, 09 Juni 2018

Di Balik Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap Israel



Israel secara resmi melarang wisatawan asal Indonesia memasuki wilayahnya mulai 9 Juni 2018. Pelarangan ini merupakan bentuk respon balasan terhadap pemerintah Indonesia yang telah terlebih dahulu melarang warga Israel mengunjungi Indonesia.


Bagian imigrasi Indonesia menolak beberapa grup Israel yang sudah memegang visa untuk masuk Indonesia dengan alasan masalah politik yang berkaitan erat dengan daerah Gaza. Memang kebijakan luar negeri Indonesia selama ini condong ke pihak Palestina dan menentang pendudukan Israel.


Indonesia mengecam tindakan brutal Israel membunuh warga Palestina dalam aksi "Great Return March" di Jalur Gaza, ketika memperingati 70 tahun Nakba, 15 Mei lalu. Nakba merupakan peristiwa pengusiran secara paksa terhadap ratusan ribu warga Palestina untuk meninggalkan rumah mereka oleh Israel yang sedang mendeklarasikan kemerdekaannya saat itu.


Meskipun Menteri Luar Negeri Israel telah berupaya melobi Indonesia untuk memberikan visa kepada warga Israel, namun usahanya gagal. Sehingga hal ini memicu Israel memberlakukan hal yang sama, yakni melarang wisatawan berpaspor Indonesia masuk ke negaranya.


Akibatnya, banyak warga Indonesia yang merasa dirugikan. Terutama para agen tur ziarah yang mengalami kerugian lumayan besar dalam bisnisnya. Sebab, minat peziarah Indonesia ke Masjidil Aqsa selama ini cukup tinggi. Apalagi di bulan Ramadan ini, peminatnya meningkat menjadi sekitar seribuan orang.


Bahkan ada salah satu agen tur ziarah—Agindo Tours— yang merasa bingung menjawab berbagai pertanyaan dari para peserta turnya. Karena mereka sudah mendapat visa dan akan berangkat pada tanggal 21 juni nanti. Namun, harus tertunda akibat adanya aturan pemerintah Israel tersebut.


Sebenarnya, dalam hal ini Israel juga mengalami kerugian di bidang pariwisata. Demikian pula Palestina. Karena wisatawan ke sana tidak hanya berkunjung ke Israel, tapi juga ke Palestina. Ketika akan mengunjungi Palestina harus memakai visa Israel karena masuknya dari perbatasan Israel.


Namun, kerugian yang dialami Israel sepertinya tidak begitu berdampak bagi perkembangan ekonomi di negaranya. Karena masih ada penopang ekonomi lainnya, yakni perdagangan. Meskipun Indonesia dan Israel sama sekali tidak menjalin hubungan diplomatik, tapi masih ada bentuk kerja sama bisnis antara dua negara tersebut.


Pada 2015, Kementerian Ekonomi Israel melaporkan adanya peningkatan yang signifikan dalam bidang perdagangan antara kedua negara. Dengan pencapaian sekitar $ 500 juta setiap tahun. Ekspor utama Indonesia ke Israel berupa bahan-bahan mentah. Seperti plastik, kayu, batu bara, tekstil dan minyak sawit.


Para pejabat di Asosiasi Perdagangan Luar Negeri dan Kementerian Ekonomi Israel, mengungkapkan bahwa Israel dan Indonesia adalah mitra bisnis jangka panjang. Di bidang perdagangan mencapai ratusan juta dolar dalam setahun.


Selain kerja sama bisnis, dua negara tersebut juga menjalin kerja sama di bidang tehnologi. Israel mempunyai banyak perusahaan tehnologi canggih dan berupaya keras mendorong investor untuk berinvestasi di perusahaan baru dan bertehnologi tinggi di negara-negara lain, termasuk Indonesia.


Tehnologi medis, seluler, dan keuangan, semuanya ditawarkan dan disambut baik di Indonesia. Bahkan ada kongsi dagang Israel-Indonesia yang memposting kisah sukses bisnisnya di Indonesia pada situs web perusahaan Israel.


Mengherankan bukan? Di balik kebijakan luar negeri Indonesia yang seakan-akan mengecam Israel, ternyata malah menjalin kerjasama yang hangat. Dalam politik memang susah untuk mengatakan siapa yang benar dan salah. Yang ada hanyalah apa yang cocok untuk kepentingan pemerintah saat itu.



*Irlind



Sumber:
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-44316814
http://www.ihram.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/18/05/30/p9jti6385-seribu-orang-indonesia-ziarah-ke-aqsa-pada-bulan-ramadhan
https://www.middleeastmonitor.com/20180530-israel-bans-entry-of-indonesia-tourists/
https://www.timesofisrael.com/worst-kept-secret-israel-indonesia-do-business-together/