Kamis, 09 Agustus 2018

Hajar, Single Parent Sukses!



Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah. Disebut juga Idul Nahr yang artinya hari raya penyembelihan (Qurban). Di dalamnya mempunyai keistimewaan yang tinggi dan pengorbanan yang hebat.


Berbicara tentang Idul Adha, memang tidak bisa lepas dari tiga tokoh utama, yakni Ibrahim as., Ismail as., dan Hajar. Allah memberi ujian yang sangat berat kepada mereka. Hari-hari yang penuh cobaan itu mereka lalui dengan sabar dan tabah. Yakin bahwa Allah akan memberi pertolongan dan tidak akan menyia-nyiakannya.


Pernahkah terbayang oleh kita bagaimana perasaan Hajar ketika dibawa Ibrahim as. ke suatu lembah yang gersang, tandus, dan susah untuk mendapatkan air? Ia dan bayinya, Ismail as. kemudian ditinggalkan di tempat itu.


Bingung, resah dan gelisah menggelayuti perasaan Hajar. Bagaimana tidak? Sebagai manusia normal pastinya sangat sedih ketika ditinggal suami pergi jauh, entah kapan kembalinya. Hajar hanya dibekali sekantong kurma dan air. Jika habis, tidak tahu kemana lagi akan mendapatkan makan dan minum untuk kehidupan selanjutnya.


Hajar memahami bahwa yang dilakukan Ibrahim as. adalah perintah Allah. Sehingga ia menerimanya dengan ikhlas. "Jika memang begitu perintah-Nya, aku yakin bahwa Allah tidak akan menelantar kami", ucap Hajar kepada Ibrahim as. yang saat itu beranjak pergi meninggalkannya.


Keimanan yang kuat menancap dalam sanubari Hajar. Membuatnya taat dan patuh kepada Allah tanpa banyak protes. Tinggal di tempat yang gersang dan tandus bukanlah hal yang mudah. Bahkan suku Amaliqah pun kapok tinggal di daerah tersebut karena susah mendapatkan sumber air.


Dalam kehidupan barunya yang berbeda, ia lalui hari demi hari dengan sabar dan berjuang tanpa suami. Berjuang untuk apa? Berjuang sebagai single parent. Ketika bekal yang diberikan oleh Ibrahim as. habis, ia berusaha untuk mencari makan dan minum untuk diri dan anaknya. Berlari bolak-balik hingga tujuh kali dari bukit Shafa ke Marwa, ternyata yang dilihat hanyalah fatamorgana.


Hampir putus asa, karena tidak mendapat yang ia cari. Namun, rasa itu ia tepis dengan menghadirkan iman kepada Allah. Pasti Allah akan memberi pertolongan! Ia pun kembali menuju pada bayinya dan terkejut ketika melihat air mengalir di dekat kaki Ismail as. Inilah nikmat dari Allah yang tidak disangka-sangka. Hadir rasa syukur yang luar biasa kepada Allah Ta'ala.


Hajar, sosok wanita salehah yang kuat dan tegar. Patut diteladani para muslimah zaman now dalam menghadapi getirnya kehidupan dan fitnah. Keimanannya pada Allah mampu mengalahkan rasa takut akan hal-hal yang dikhawatirkan kebanyakan manusia. Meski ditinggal pergi suami, ia tidak berpangku tangan begitu saja. Namun, tetap berikhtiar dan tawakal dalam mengarungi kondisi sulit di setiap episode kehidupannya.


Pelajaran berharga bagi kita, para istri. Jangan pernah mengeluh dan mencaci suami karena alasan rezeki yang seret. Tetaplah taat pada suami, sebagai wujud ketaatan kita pada Allah. Penderitaan yang kita alami, belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ujian hidup Hajar. Berilah dukungan pada suami dalam dakwah dan jihad fisabilillah. Agar punggungnya tetap tegak mengemban amanah umat.


Tetaplah semangat dalam mengasuh anak-anak dengan baik sebagaimana yang dilakukan Hajar pada Ismail as. Yakinlah bahwa Allah Zat Pemberi Rezeki dan tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang beriman. Bermodal iman yang kuat, Allah akan berikan pertolongan dalam setiap situasi sulit yang menimpa kita.


Hajar dulunya seorang budak. Namun, menjadi mulia karena iman dan taat pada Allah. Namanya dikenang sepanjang masa dan diabadikan dalam beberapa ritual ibadah haji. Semoga kita dapat meneladani beliau dalam hal iman dan taqwa kepada Allah Ta'ala. Serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


* Irlind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar