Minggu, 22 April 2018

Proyekku: Anak-Anakku




حينما أتكاسل عن أداء النوافل أتذكر أبنائي ومصائب الدنيا!! وأتأمل قوله تعالے: [وكان أبوهما صالحا] فأرحمهم وأجتهد
-تفكير مُخلص-

Ketika aku malas mengerjakan amalan nawaafil, aku teringat anak-anakku dan musibah dunia yg menanti. Lalu aku teringat firman Allah di surat Al-Kahfi, "Dahulu ayah dari kedua anak itu adalah orang shalih," lalu karena kasih sayangku pada mereka aku pun bersungguh-sungguh 'tuk beribadah.

مشروعك الناجح هو (أولادك)، ولنجاح هذا المشروع، اتبع ماأخبرنا به الصحابي الجليل "عبدالله بن مسعود" عندما كان يصلي في الليل وابنه الصغير نائم فينظر إليه قائلاً:
من أجلك يا بني، ويتلو وهو يبكي قوله تعالى:
"وكان أبوهما صالحاً".

Proyekmu yang berhasil adalah "anak-anakmu". Untuk menyukseskan proyek ini, mari ikuti pesan sahabat Abdullah bin Mas'ud ra.


Sahabat mulia ini ketika shalat malam dia melihat anaknya yang masih kecil sedang tidur. Lalu dia bergumam, "Untukmu wahai buah hatiku", lalu dia shalat sambil menangis mentadabburi firman Allah: "Wa Kaana Abuuhuma Shaalihaa" (dan dahulu ayah dari kedua anak itu adalah orang yang shalih) (QS. Al-Kahfi).


نعم إن هذه هي الوصفة السحرية لصلاح أبنائنا، فإذا كان الوالد قدوة وصالحاً وعلاقته بالله قوية، حفظ الله له أبناءه بل وأبناء أبنائه، فهذه وصفة سحرية و(معادلة ربانية).


Ya. Inilah resep yang baik untuk masa depan anak-anak kita. Ketika sang ayah menjadi qudwah, shalih, dan dekat 'alaqahnya kepada Allah, maka Allah akan menjaga anak anaknya, bahkan keturunannya, ini adalah resep yang bagus dan (Skenario Rabbaniyyah).


كما أنه في قصة سورة الكهف حفظ الله الكنز للوالدين بصلاح جدهما السابع.

Sebagaimana di kisah surat Al-Kahfi, Allah menjaga harta untuk kedua anak yatim yang merupakan peninggalan kakek mereka yang ketujuh di atasnya.


 ويحضرني في سياق هذا الحديث أني كنت مرة مع صديق عزيز عليَّ-ذو منصب رفيع بالكويت ويعمل في عدة لجان حكومية- ومع ذلك كان يقتطع من وقته يومياً ساعات للعمل الخيري
فقلت له يوماً: "لماذا لاتركز نشاطك في عملك الحكومي وأنت ذو منصب رفيع"؟!
فنظر إليَّ وقال: "أريد أن أبوح لك بسر في نفسي، إن لديَّ أكثر من ستة أولاد وأكثرهم ذكور، وأخاف عليهم من الانحراف، وأنا مقصر في تربيتهم، ولكني رأيت من نعم الله عليّ أني كلما أعطيت ربي من وقتي أكثر كلما صلح أبنائي".


Aku teringat ungkapan temanku, teman yang dekat bagiku, yang bekerja di kerajaan Kuwait dan memiliki jabatan yang tinggi.


Aku melihatnya menyisihkan waktunya beberapa jam dalam sehari khusus untuk melakukan amal kebaikan (amal sosial).


Aku bertanya kepadanya, "Kenapa engkau tidak fokus saja bekerja dalam posisi jabatan pemerintahanmu, dan engkau memiliki jabatan yang tinggi??!!"


Dia memandangku lalu menjawab, "Aku ingin membocorkan satu rahasia yang ada dalam diriku padamu. Aku memiliki putra lebih dari 6 orang dan mereka semuanya laki-laki. Aku takut mereka terjerumus pada kehidupan yang salah (inhiroof). Sedang aku (dalam kesibukanku) Muqasshir (tidak optimal) dalam mendidik mereka. Dan aku melihat dan membuktikan nikmat Allah padaku, semakin banyak aku memberikan waktuku untuk Rabbku, semakin baik pula keadaan anak-anakku".


- اخترتها لك لأني أحب لك ما أحب لنفسي... أسعدك الله في الدنيا والآخرة وجعلك ووالديك ومن تحب من عتقائه من النار.


Aku menceritakan ini padamu karena aku mencintai untukmu apa yang aku cintai untuk diriku sendiri. Semoga Allah memberikan kebahagiaan untukmu di dunia dan di akhirat, dan menjadikanmu dan kedua orangtuamu dan orang-orang yang engkau cintai terbebas dan dijauhkan dari api neraka.


اللهم إني نويت هذه الرسالة صدقة لأبنائي فاحفظهم من الانحراف ومن الشرور كلها.
أعيدوا إرسالها إلى أحبائكم بنية الصدقه ﻷبنائكم.


Ya Allah, aku berniat risalah singkat ini sebagai sedekah untuk anak-anakku agar terjaga dari inhiroof (salah pergaulan) dan dari kejahatan seluruhnya.


أرسلوها للآباء والأمهات



*DR. Nabil Al-Awadhy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar