Senin, 28 April 2014

CIRI-CIRI ORANG TERTIPU (MAGHRUR)



Maghrur (tertipu) di sini bukan soal bisnisnya ditipu mitra bisnisnya. Bukan seorang penjual yang tertipu oleh pelanggannya. Semua itu sebetulnya soal kecil dalam kehidupan kita.

Tertipu dalam urusan uang lebih baik daripada kita tertipu oleh ilmu kita sendiri. Bahkan  tertipu oleh amalan kita. Sebab tertipu dalam dua urusan ini menjadi taruhan nasib kita dihadapan Allah Swt.


Seorang maghrur di akhirat kelak akan menjadi seorang yang paling menyesal. Bagaimana tidak, ia menyangka bahwa ia sudah aktif dakwah, berkontribusi dalam melawan kesesatan, namun di akhirat tidak berwujud apa-apa.


"Dimanakah amalku ya Rabb, kenapa pahalaku musnah". Mungkin ini teriakan maghrur di akhirat nanti, sebagaimana telah termaktub dalam salah satu hadis.

Oleh sebab itu, syaikah Ibnu Athoillah berpesan kepada kita agar jangan selalu merasa aman sebelum hidup kita final. Janganlah kita lalu merasa aman karena telah memiliki guru-guru hebat. Jangan merasa aman karena kita di lingkungan orang-orang sholih.

"Jangan kau merasa aman selama malaikat Izaril belum memastikan bahwa dirimu khusnul khatimah".

Setan tidak berhenti menggoda kita semua. Karena itu, mari kita pelajari penjelasan imam Ghazali berikut ini tentang macam-macam orang tertipu.

 Semoga diri ini dan kita bisa memetik pelajarannya.

Imam Ghazali mengatakan, orang tertipu di antaranya:

Pertama, seorang merasa ibadahnya lebih banyak dari maksiatnya. Apakah kita tiap hari mengkalkulasinya sehingga sudah memastikannya?

Kedua, Ulama dan Pencari ilmu yang mendalami ilmu syariat dan ilmu rasional. Namun, mereka melupakan maksiat badan ; merampas hak orang lain, melukai dll. Mereka merasa dihadapan Allah swt memiliki kedudukan/derajat tinggi. Tidak perlu susah payah baca istighfar.

Ketiga, orang yang belajar ilmu dan amal dzahir. Meninggalkan maksiat dzahir. Namun mereka melupakan maksiat batin. Ssperti takabur, riya, hasud, ambisi kekuasaan, mencari popularitas dll. Mereka bersih dari maksiat dzahir tapi kotor dalam batinnya.

Keempat, mereka mempelajari ilmu, menjauhi maksiat dzahir dan batin. Berjihad baik fisik maupun nafsunya. Namun ada satu titik batin yang ia masih lengah. Yaitu dia menjauhi orang banyak, menghindar dari popularitas dengan perasaan ujub. Bahwa dia tidak pantas kumpul-kumpul dengan manusia awam sebab ia memiliki ilmu dan menjauhi nafsu. Padahal ia sendiri diserang nafsu.

Kelima, mereka yang sibuk dalam ilmu debat, ahli kalam, ahli fikih dan giat mempelajari kekeliruan ibadah orang lain. Namun dia sendiri tersesat. Sebab dia mengkafir-kafirkan secara terburu kepada saudaranya. Menyangka melalui jalannua saja manusia selamat. Ke mana-mana ia mengajak berdebat orang agar ikut padanya. Dan ia mengira bahwa metode debat itu sebaik-baik cara dakwah. Cara lain dianggap salah. Merekalah orang tertipu.

Keenam, orang yang sibuk dalam ilmu fikih saja. Menyangka bahwa ilmu fikih itu yang terbaik. Sehingga tidak perlu lagi ilmu-ilmu lainnya. Sehinnga mereka hanya konsentrasi pada isu-isu fikih tapi melupakan pentingnya akhlak batin. Akhlak batin tidak dipelajari bahkan dianggap remeh.


Ikhwani, masih banyak butir-butir pesan imam Ghazali tentang hal ini. Semoga contoh - contoh ini sudah bisa memberi gambaran kepada kita. Apakah kita masuk maghrur ataukah kita beruntung?

🌼🌼🌼
Semoga Allah melindungi kita dari sifat-sifat maghrur ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar