Sabtu, 08 November 2014

Evaluasi Tugas Kedua

Hemmm...setelah ditunggu tunggu, akhirnya muncul juga tim assessor. Kali ini evaluasinya masih global sih, jd evaluasi secara umum hasil tugas kedua semua peserta. Padahal pengennya di assesor secara personal. hihihi ngarep...

Oke deh, Berikut evaluasi yang disampaikan oleh tim assesor:


Assessor 1 : 

Alhamdulillah, tugas kedua telah diselesaikan dengan baik oleh saudari-saudari sekalian. Masing-masing penulis menuangkan imajinasinya dalam ragam kisah yang menarik untuk dibaca. Hasilnya, hampir semua penulis mampu memberikan deskripsi berupa rangkaian cerita, plus bumbu-bumbunya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya :
• Ada sebagian tulisan yang masih menggunakan kalimat yang tidak efektif dan kurang tepat. Bahasa yang benar tidak harus kaku, tetapi tepat dan sesuai dengan situasi yang ada. Selain itu, masih banyak pula kita temui dalam tulisan, kalimat yang terlalu panjang untuk memenuhi syarat keterbacaan sebuah kalimat, serta terdapat pula kalimat yang rancu. Setidaknya, jangan lebih dari 17 kata dalam satu kalimat. Kalimat yang terlalu panjang bisa dipecah menjadi dua atau tiga kalimat. Artikel tulisan Pak Bambang Trim berikut, bisa disimak :
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi dalam bukunya yang praktis, 1001 Kesalahan Berbahasa Indonesia menyebutkan perbedaan antara bahasa yang baik dan bahasa yang benar. Bahasa Indonesia yang baik ialah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku, seperti dalam situasi akrab obrolan di warung kopi, pasar, atau tempat arisan.
Tentulah dalam sebuah dialog di warung kopi ketika kita menulis cerpen tidak dapat menggunakan bahasa seperti ini.
Fuad : “Siapa pemilik rumah gedung itu?”
Andi : “Ada apa gerangan kau bertanya seperti itu?”
Fuad : “Sebenarnya aku hanya ingin tahu saja. Aku sangat tertarik dengan arsitektur rumah itu….”
Andi : “Mengapa tidak kau tanyakan saja langsung kepada si pemilik rumah. Siapa tahu ia bersedia menerimamu dan berkenalan.”
Ya, bahasa dalam dialog tersebut agak kaku sebagai bahasa obrolan. Banyak penulis terkadang terjebak menuliskan dialog semisal itu di dalam karya fiksi.
Bagaimana dengan bahasa yang benar? Bahasa Indonesia yang benar ialah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, dan penataan penalaran. Jadi, sebuah bahasa tulis di dalam buku dinyatakan benar jika menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang standar.
Dalam buku nonfiksi, tentulah kaidah ini harus dijunjung tinggi. Pak Jus Badudu pernah memberikan pendapat bahwa penerapan kaidah bahasa yang benar bukan berarti membuat kaku sebuah tulisan. Karena itu, memang tidak ada alasan bahwa bahasa buku yang baik dan benar akan terkesan kaku dan harus diabaikan.
Perhatikan contoh berikut.
Waktu pun terus berlalu, dan pada pertengahan 2000, di sebuah ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Dr. Karyadi, Semarang, tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan seorang pasien wanita tua  yang terkulai lemas tak berdaya karena penyakit akutnya.
Pertanyaannya: Siapa yang dikejutkan oleh kedatangan pasien wanita tua itu? Dalam hal ini terdapat kelemahan penalaran bahasa.
Perhatikan contoh lain.
Pada bab hasil dan pembahasan ini lebih mengutamakan penjelasan hasil data dan informasi yang telah dipilih, kemudian menganalisisnya secara sistematis, terperinci dan kritis sesuai dengan kerangka pemikiran penulis dengan menggunakan metoda analisis yang telah ditentukan sebelumnya, dan selanjutnya menginterpretasikannya.
Kalimat kedua yang bercetak miring tersebut selain rancu, juga terlalu panjang untuk memenuhi syarat keterbacaan sebuah kalimat. Berdasarkan hasil sebuah riset yang dilakukan American Press Institute tentang kalimat, kalimat dengan kata sebanyak 17 adalah yang paling standar dapat dipahami. Lebih dari 17 kata dalam satu kalimat semakin membuat pembacanya tidak memahami.
Kalimat tersebut dapat diedit seperti ini.
Bab hasil dan pembahasan ini lebih mengutamakan penjelasan hasil data serta informasi yang telah dipilih. Data dan informasi terpilih itu dianalisis secara sistematis, terperinci, serta kritis sesuai dengan kerangka pemikiran penulis dengan menggunakan metode analisis yang telah telah ditetapkan sebelumnya. Penulis lalu dapat menginterpretasikannya.
Kalimat tersebut dipecah menjadi tiga kalimat dalam satu paragraf. Ada kata-kata yang dihilangkan, diganti, dan juga sebaliknya ditambahkan. Pada contoh pertama satu kalimat terdiri atas 39 kata, sedangkan contoh kedua tiga kalimat terdiri atas 44 kata. Lebih banyak menggunakan kata, tetapi lebih efektif dalam memberikan pemahaman kepada pembaca dalam satu paragraf.
 Semoga artikel tersebut memberikan wawasan tambahan.
• Deskripsi yang sudah dibuat, secara umum bisa memberikan gambaran kepada pembaca mengenai obyek yang dideskripsikan. Namun, sebagian deskripsi dari beberapa tulisan, yang (saya yakin) copas dari artikel yang berisi informasi tentang Eiffel misalnya, kurang smooth dalam membahasakan kembali ke dalam tulisan. Bahasa lainnya, kelihatan sekali “potong tempelnya.” Pun, saat menjelaskan capucinno, ada tulisan yang menjelaskannya (mohon maaf) seperti dalam sebuah resep masakan. 
Sehingga, jika ada informasi yang kita gunakan dalam menggambarkan obyek, olah dahulu informasi tersebut seolah kita memang sedang menuturkannya kepada pembaca. Bukan memindah informasi dari sebuah artikel dan ditempel begitu saja pada tulisan.  
• Perlunya wawasan yang memadai tentang apa yang kita tulis. Misalnya, sebagian tulisan yang ada menceritakan bahwa kafe adalah restoran mewah. Pernyataan ini kurang tepat. Karena, sebenarnya kafe bukanlah restoran mewah. Definisi kafe (saya kutip dari wikipedia dan oxford dictionary):

Café or cafe or caff may refer to a coffeehouse, bar, tea room, small and cheap restaurant, transport cafe, or other casual eating and drinking plaiouce, depending on the culture.

A small restaurant selling light meals and drinks.

Jadi, kafe itu restoran yang kecil, kasual (santai) dan murah. Bukan restoran mewah dan mahal.
 Selain itu, wawasan lain semisal musim dan mata uang. Di kota Paris atau Perancis secara umum, ketika kita katakan musim dingin, maka gambarannya adalah hawa dingin yang “parah” sehingga mengharuskan seseorang memakai jaket wol tebal. Sebagaimana pula musim dingin pada umumnya, identik dengan salju. Berbeda dengan musim panas, temperatur udara berkisar antara 20 derajat Celcius sampai dengan 28 derajat Celcius. Sedangkan ketika musim semi, matahari bersinar cerah dan pohon-pohon bersemi. Temperatur udara saat awal musim semi adalah sekitar 7°-17° Celcius tergantung sinar matahari dan kerasnya angin berhembus. Pada saat musim gugur dengan suhu rata-rata 15°C hingga mencapai 4°C. Musim gugur ini adalah peralihan ke musim dingin. Bahkan, kadang kala terjadi hujan salju tipis saat musim gugur. Sehingga, deskripsi yang kita berikan sesuai dengan kondisinya. Termasuk tentang mata uang. Di Perancis, menggunakan mata uang Euro secara total sejak awal tahun 2012. 
Dengan demikian, ketika kita memberikan informasi, kita sudah tahu betul tentang apa yang kita tulis. Karena itulah, pentingnya kroscek. Misal, kita akan menulis informasi tambahan begini dan begitu. Perlu kita kroscek dulu, benarkah demikian? 
• Penting pula untuk membaca pengalaman pribadi orang lain yang biasanya ditulis dalam blog-blog pribadi mereka. Mereka yang pernah mengunjungi sebuah tempat secara langsung, akan memiliki feel yang berbeda. Sehingga, diharapkan kita bisa merasakan feel tersebut dan menuangkannya ke dalam tulisan kita.
• Terkait istilah asing, jika memang tidak umum dan perlu dijelaskan, maka harap diberi foot note atau end note. Supaya pembaca bisa menangkap maksud sang penulis. Kecuali jika ungkapan tersebut sudah umum diketahui dan jamak dipakai. Selain itu, tulislah ungkapan berbahasa asing dengan benar dan tepat. Jika tidak, khawatirnya salah kaprah dalam menulis ungkapan tersebut. Termasuk, sudah benarkah cara penulisan dan pengungkapannya? Meski kemudian, jangan karena takut salah lalu alergi menulis istilah-istilah asing di dalam tulisan kita. 

Kurang lebih demikian. Semoga Allah memudahkan urusan kita, termasuk dalam belajar bersama ini.. Barakallahu fiykunna..


Komentar:
Beyuh beyuh...banyak amat yang disampekan, jadi ngerasa kesindir nih,hewhew. Jempol deh buat assesor 1, mantap saran kritiknya. Semoga semua siswa kedepannya bisa jadi lebih baik. 


Assesor 2 :


Coba dibaca ulang karyanya mba, kemudian dipetakan.

Asesmen dari asesor kurang lebih menitikberatkan pada:

1. Penggunaan kalimat efektif
2. EYD
3. Penggunaan kata asing (baik bahasa asing atau slang). Contoh: istilah "lappy" (hihi, punya siapa yaaa, pisss, mumumu )
4. Kesesuaian antara tulisan dengan fakta, contoh:
-kafe tidak sama dengan restoran mewah
-mata uang di Perancis adalah Euro

Kurang lebihnya kayaknya gitu. Heheh. Colek Duo Master 


Komentar:
Hadew assesor 2 nih paling gaul sak dunianya, hihihi...makasih ya mb ,saran kritiknya oke.


Assesor 3 :

Sedikit menambahkan lg. Saya sendiri senang baca tulisan teman-teman semua. Tulisan sudah mulai teratur, dengan perbendaharaan kata yang cukup bagus. Mari kita perbaiki sambil jalan EYDnya, kalimat tidak efektifnya, dll, seperti yang sudah dikemukakan tadi. Karena menulis itu sebenarnya bergantung pada kebiasaan dan peradaban. Dengan sering menulis, kayak pisau yang diasah, akan semakin tajam. Selaras pula dengan peradaban, maknanya tulisan berpengaruh dengan, tempat penulis berkecimpung saat itu. Terasa banget, tulisan teman-teman yang ada di lingkungan pondok dengan mereka yang mahasiswa. Ha hay.....

Selanjutnya, sudah menjadi hal yang lazim pula, bila seorang penulis selalu dibayang-bayangi oleh DEAD LINE. Kedengarannya memang seperti monster mengerikan. Tapi demikianlah. Penulis itu memang manusia yang selalu bekerja di bawah tekanan. Ha ha.... Sebenarnya tidak masalah. Karena diantaranya justru akan melatih kedisiplinan kita, sehingga dapat membagi waktu seefektif mungkin.



Komentar:
Makasih ya bu atas evaluasinya. Peluk cium deh... :-D


Buat semua assesor jempol deh plus jari jarinya...hehe biar lengkap. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membina para siswa, semoga dibalas kebaikan oleh Alloh Ta'ala.  Amiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar