Kamis, 06 November 2014

Hasil Deskripsi Tugas Keduaku

  Ini nih hasil deskripsi tugas keduaku. Aku kasih judul "Secangkir Kopi di Paris"


  Secangkir Kopi di Paris

  Menyusuri jalanan di jantung kota Paris, pandanganku tertuju pada sebuah struktur bangunan kokoh menjulang tinggi ke langit menampakkan keelokannya. Menara Eiffel, merupakan bangunan tertinggi di Paris dan menjadi salah satu struktur terkenal di dunia. Terletak di Champ de Mars di tepi Sungai Seine, Paris. Menara besi ini mempunyai tinggi antena/puncak 324 m (1,063 kaki) dan atap 30.065 m (98,638 kaki). Struktur ini sama dengan bangunan konvensional bertingkat 81. Ikon global negara Perancis ini mampu menarik jutaan wisatawan mancanegara, sehingga menjadikannya monumen berbayar yang paling banyak dikunjungi di dunia.

  Kupandangi langit tampak biru gelap, tak terasa sangat singkat sekali waktu sore. Menara Eiffel terlihat begitu indah disenja hari. Dihiasi gemerlap lampu berwarna kuning memantulkan cahaya keseluruh penjuru kota, semakin menguatkan suasana eksotis struktur besi ini.
  Sepanjang jalan Champ de Mars kutemukan banyak bangunan megah berupa hotel, restoran, dan kafe yang ramai pengunjung. Kuperhatikan bangunan megah bertingkat tujuh dengan cat putih melapisi setiap sisi dindingnya. Lampu reduh berwarna kuning menghiasi sudut-sudut bangunan, menghasilkan paduan warna putih keemasan pada dinding luar bangunan. Terlihat terang beberapa kamar dengan cahaya lampu menyala, menandakan ada aktivitas di dalamnya, dan beberapa kamar lainnya gelap tanpa nyala lampu. Di lantai bawah sisi depan luar bangunan ini tampak teras berkanopi merah. Dibagian atas kanopi tertulis "Cafe Castel" dengan pancaran cahaya lampu kuning bersinar. Di bawah naungan kanopi tersebut terdapat kursi dan meja tertata rapi dipenuhi para pengunjung. Mereka duduk berhadap-hadapan, saling bercengkrama sambil menikmati hidangan di atas meja. Di luar kanopi, tampak mobil-mobil pengunjung berjajar rapi. Kualihkan pandangan kesisi samping bangunan, tampak menara Eiffel memantulkan cahaya bersinar terang tidak jauh di belakang bangunan ini. Dari sisi luar, bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya.
  Kulihat disekitar bangunan ada beberapa pohon berayun lembut tertiup angin malam. Hawa dingin menusuk sendi-sendi tubuhku. Kuayunkan kaki melangkah menuju kafe castel. Mencoba masuk ke dalam ruangan, kutatap dalam setiap sudut ruangan tampak sepi. Di iringi alunan musik klasik ala paris, memberi nuansa romantis melankolis. Meja dan kursi tertata rapi tampak kosong. Kupandangi ruangan hanya ada barista duduk didekat meja bar dan satu orang pengunjung yang duduk di dalam ruangan. Ia seorang pemuda dengan rambut hitam tebal, kulit sawo matang, memakai kemeja pendek berwarna merah dan jaket merah disampirkan dikursi. Tampaknya ia sedang serius mengerjakan sesuatu dengan laptop putihnya. Rambut hitamnya menandakan ia bukan penduduk asli setempat karena mayoritas penduduk asli berambut pirang. Suasana ruangan ini mendukung konsentrasinya. Berbeda jauh dengan suasana di luar ruangan yang dinaungi teduhnya kanopi merah, membuatnya selalu ramai pengunjung. Rupanya suasana di luar lebih disukai daripada di dalam. Di luar mereka bebas menikmati pemandangan sekitar dengan hembusan semilir angin malam.
  Tanpa berpikir panjang, aku duduk didekat meja bar. Melepas lelah setelah seharian berjalan mengelilingi kota Paris. Kulihat daftar menu yang tersedia. Daftar menu tersebut sengaja ditulis disebuah papan tulis berbentuk persegi panjang dengan sisi pendek dibagian atas memanjang kebawah dan sisi panjang dibagian samping kanan melebar kesamping kiri. Setiap sisinya dilapisi kayu berwarna coklat membuat papan tulis tampak rapi. Dengan goresan kapur warna merah, biru dan putih, beberapa jenis menu tertulis dilengkapi dengan harga pada setiap menu yang tersedia. Pada papan tersebut tertulis dengan kapur biru 'GELATO', di bawahnya tertulis dengan kapur warna merah, kid size : 3.50, one scoop : 4.50, twoo scoops : 6, affogato : 5. Disisi samping bawahnya tertulis dengan kapur warna biru, cake cone, sugar cone. Di bawah aneka macam menu gelato, tertulis dengan kapur warna merah 'COFFEE'. Di bawahnya tertulis dengan kapur warna putih aneka macam kopi, antara lain; espresso  2.50, macchiato  2.70, cappuccino  3.75, dan latte  3.85. Disisi samping bawahnya tertulis dengan kapur warna merah, extra shot  : 1.00.
  Kepada barista aku memesan secangkir kopi cappuccino. Tidak lama kemudian pesananku datang. Secangkir kopi cappuccino dihidangkan di atas meja. Disajikan dalam cangkir keramik berwarna putih, ditemani dengan sebuah sendok kecil stainless steel. Busa di atas kopi cappuccino berbentuk love, sengaja didesain oleh tangan kreatif barista untuk memberi kesan romantisme yang dalam. Memang kopi cappuccino biasanya disajikan dalam cangkir keramik yang memiliki sifat penahan panas lebih kuat dibanding gelas atau kertas. Busa di atas kopi cappuccino bertindak sebagai insulator sehingga cairan di bawahnya dapat tetap hangat. Busa susu biasanya dibuat setebal kira-kira 2 cm di atas espresso.
  Konon, kopi cappucino dikenal di awal tahun 1990-an di Italia dan merupakan minuman klasik untuk sarapan pagi orang Italia yang dipercaya lebih berat. Komposisinya terdiri dari sepertiga espresso, sepertiga susu panas, dan sepertiga busa susu yang pekat. Disajikan dalam cangkir yang lebih besar dari cangkir espresso biasa dan biasanya diminum dengan gula. Di Italia kopi cappuccino diminum hampir selalu hanya dipagi hari untuk sarapan pagi. Namun, dibeberapa negara lain kopi cappuccino diminum sepanjang hari atau setelah makan malam.
  Menikmati dinginnya malam dikota Paris, ditemani secangkir kopi cappuccino membuat badan terasa hangat dan segar kembali. Tak terasa malam semakin larut, kulangkahkan kaki keluar dari kafe castel menuju penginapan.
  Akhirnya sampe juga di penginapan. Sesaat kemudian kurebahkan badan diatas tempat tidur dan saatnya istirahat untuk mengembalikan energi yang terkuras seharian. Good nigt, semoga hari esok lebih baik dari hari ini.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar