Minggu, 16 November 2014

Evaluasi Tugas Ketiga

Alhamdulillah, akhirnya  tim assesor kelar juga nih meng-ACC  tugas ketiga. Dan ini dia hasil evaluasi tugas ketigaku:



Assesor 1 : Task Assesment 3


Judul: Pantai Goa Cemara...

Komennya sama seperti Brumbun dan Baitun Nisa ( Bahasanya apik. Deskripsinya runut dan detil. Sudah bagus. Paling hanya sedikit edit dan penambahan untuk titik koma ). Hanya tambahan sedikit edit.


Spesies pohon cemara yang tumbuh di pantai Goa Cemara adalah pohon cemara udang (Casuarina equesetifolia). Pohon cemara udang mempunyai batang yang bercabang-cabang. Morfologi daun seperti jarum,  kecil-kecil, tebal, berwarna hijau dan beruas-ruas. Pohon cemara di pantai ini tidak tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar dengan maksud untuk menghadang kencangnya tiupan angin laut. Angin laut tersebut mengandung asam sehingga dapat merusak kebun dan pemukiman penduduk.

Edited:

Spesies pohon cemara yang tumbuh di pantai Goa Cemara adalah pohon cemara udang (Casuarina equesetifolia). Pohon cemara udang mempunyai batang yang bercabang-cabang. Morfologi daunnya seperti jarum, ukurannya kecil namun tebal, berwarna hijau dan beruas-ruas. Pohon cemara di pantai ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar. Tujuannya untuk menghadang kencangnya tiupan angin laut yang mengandung asam, yang dapat merusak kebun dan pemukiman penduduk.

Kata anda = Anda, di untuk tempat dipisah (di tempat, dll). Note buat yang lainnya juga.

Jempol buat Goa Cemara!


Berikut saya sertakan assessment tugas teman teman;



Task Assesment 3📋📚

🎁Judul: Brumbun..
Bahasanya apik. Deskripsinya runut dan detil. Sudah bagus. Paling hanya sedikit edit dan penambahan untuk titik koma.

Edited:

Semuanya bisa ditemukan ketika laut surut kala fajar atau senja hari, beberapa waktu sebelum hingga sesudah purnama.

Berangkat kala fajar tentu menyulitkan. Karena itulah, berangkat siang menjadi pilihan. Kerjakan dahulu shalat Ashar, sebelum memutuskan untuk bermain air, berenang, mencari rumah kerang atau sekedar duduk menikmati air kelapa muda di ceruk gua, sambil mengambil beberapa jepretan gambar.

👍👍Jempol buat Brumbun!

🎁Judul: Baitun Nisa..
Komennya sama seperti Brumbun. Hanya edit sedikit saja.

Edited:

Suasana sejuk dan sepi memang nyaman untuk belajar. Hanya saja, bersamaan saat kami shalat Fajar setiap harinya, di Gereja diadakan misa subuh. Suara nyanyian misa bertambah parah ramainya saat hari Jumat, Sabtu dan Minggu. Privasi kami dapat terintip oleh pihak Gereja, karena posisi bangunan Gereja yang lebih tinggi. Saat berada di tempat jemuran, kami pun sering melihat biarawan dan biarawati sedang berjalan menaiki tangga.

Walau demikian keadaannya, kami merasakan kedamaian di sana. Di tempat terpencil itu, diadakan kajian dan shalat berjamaah. Belajar bersama di sore hari, berdiskusi masalah keislaman, dan bercerita masalah pribadi. Ukhuwah terasa betul dengan saling mengunjungi rumah-rumah anggota kos. Nikmat rasanya.

👍👍Jempol buat Baitun Nisa!

Oya, menakdirkan bukan mentakdirkan. Huruf "k p t s" lebur. Bisa dicek di pdf yg sy kirimkan. Note buat semuanya ya..

Judul:🎁Pantai Goa Cemara...
Komennya sama seperti Brumbun dan Baitun Nisa. Hanya tambahan sedikit edit.

Spesies pohon cemara yang tumbuh di pantai Goa Cemara adalah pohon cemara udang (Casuarina equesetifolia). Pohon cemara udang mempunyai batang yang bercabang-cabang. Morfologi daun seperti jarum,  kecil-kecil, tebal, berwarna hijau dan beruas-ruas. Pohon cemara di pantai ini tidak tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar dengan maksud untuk menghadang kencangnya tiupan angin laut. Angin laut tersebut mengandung asam sehingga dapat merusak kebun dan pemukiman penduduk.

Edited:

Spesies pohon cemara yang tumbuh di pantai Goa Cemara adalah pohon cemara udang (Casuarina equesetifolia). Pohon cemara udang mempunyai batang yang bercabang-cabang. Morfologi daunnya seperti jarum, ukurannya kecil namun tebal, berwarna hijau dan beruas-ruas. Pohon cemara di pantai ini tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar. Tujuannya untuk menghadang kencangnya tiupan angin laut yang mengandung asam, yang dapat merusak kebun dan pemukiman penduduk.

⭐Kata anda = Anda, di untuk tempat dipisah (di tempat, dll). Note buat yang lainnya juga.

👍👍Jempol buat Goa Cemara!

Judul: Batu Kota Wisata...
Bahasanya enak. Feel-nya terasa sekali. Sudah bagus. Tapi deskripsi tentang Batu masih agak kurang detil meski sudah mewakili. Ada bagian kota Batu yang belum dijelaskan, termasuk patung buah apel besar, hotel dan villa-villa yang ada di sana.

⭐Sedikit edit untuk kata-kata sigak (sigap?), farian=varian dan merefresh=menyegarkan.

⭐Beberapa kalimat akan lebih enak dibaca jika tanda baca titik dan koma ditambahkan.

Edited:
Petualangan asyik nan menyenangkan pun dimulai. Menyusuri jalan raya berkelok-kelok, naik turun bak mendaki bukit, diiringi pemandangan hijau di mana-mana. Semakin sempurna ketika udara segar mulai meresap masuk menembus jaket tebalku, terhirup lembut melalui hidung, memenuhi rongga paru-paru, lantas terhembus pelan melalui mulut bak kepulan asap.

Judul: 🎁Gembiraloka..
Sudah runut dan mengalir ceritanya. Kisah perjalanan cukup rinci, meski agak kurang menggambarkan suasana secara detil ketika di titik lokasi Gembiraloka. Indra penciuman dan pendengaran kurang berperan. Masih sebatas di penglihatan.


Masih banyak yang tidak sesuai EYD. Terutama nama kota, tempat, hari dan kata-kata lain yang seharusnya menggunakan huruf kapital di huruf pertama.

⭐Perlu kroscek jg, benarkah nama keretanya Paramex?

⭐Ada banyak sekali kata "pun" di dalam tulisan, yang bisa dikatakan termasuk kategori terlalu banyak. Bahkan dalam satu kalimat ada lebih dari satu. Mungkin penulis bisa menghitung ada berapa kata "pun" dalam keseluruhan tulisan.

⭐Kalimat panjang bisa lebih diringkas dan lebih efektif.

⭐Untuk kata: oleh karena itu; maka; sehingga; akhirnya; dll; yang berada di awal kalimat, sesudahnya diberi tanda baca koma. Bedakan di menunjukkan tempat dan di berupa imbuhan. Di imbuhan digabung penulisannya. Note buat semuanya ya..

Misal:

Akhirnya kami pun sudah sampai kereta. Kereta paramex, kereta yang sudah berubah penampilanya penampilanya bersih, tidak ada sampah berserakan, tidak ada pedagang asongan berlalu lalang, walaupun kami tidak dapat tempat duduk dan duduk lesehan di lantai tetapi kami enjoy dan nyaman, waupun awalnya canggung untuk duduk di bawah akhirnya biasa saja karena orang-orang di sekitar juga duduk lesehan di bawah.
He...he jadi ingat masa kecil saya dulu, ketika liburan sekolah tiba saya di jemput bapak untuk berlibur ke bandung tempat kerjanya orang tua. Perjalanan selama 12 sampai 14 jam di kereta dalam keadaan tidak nyaman, kotor, banyak sampah dan banyak pedagang asongan berlalu lalang.Alkhamdulillah sekarang sudah berbeda kesanya.

Edited:


Akhirnya, naiklah kami ke atas kereta. Kereta Prameks, kereta yang kini telah berubah penampilannya. Bersih, tidak ada sampah berserakan, juga tak ada pedagang asongan berlalu lalang. Walaupun kami tidak mendapat tempat duduk dan hanya lesehan, kami tetap enjoy dan nyaman. Meski awalnya canggung untuk duduk di bawah, akhirnya biasa saja. Toh, orang-orang di sekitar juga duduk lesehan di bawah.

Hehe, jadi ingat masa kecil saya dulu. Ketika liburan sekolah tiba, saya dijemput Bapak untuk berlibur ke Bandung, tempat bekerja orang tua. Perjalanan selama 12 sampai 14 jam di kereta dalam keadaan tidak nyaman, kotor, banyak sampah dan banyak pedagang asongan. Alhamdulillah, sekarang sudah berbeda kondisinya.

Untuk paragraf lain, mungkin penulis bisa melakukan self editing kembali, sebagaimana dicontohkan di atas.

 Insya'allah dengan banyak latihan bisa semakin tajam.

Sippo buat Gembiraloka!

Judul:🎁Gudang kenangan...
Cukup detil menjelaskan obyek yang diambil. Kesan kumuh dan angker bisa ditangkap. Beberapa masukan:

Lembab, singup, kotor, gelap tanpa cahaya, sampah berserakan, tumpukan kayu, kertas, kardus, bau tikus, dan yang pasti terkesan angker.

Deskripsi pada kalimat pertama bisa dibuat lebih jelas.

Edited:

Lembab, singup, kotor, dan gelap. Sampah berserakan dimana-mana. Tumpukan kayu, kertas dan kardus tak beraturan, serta bau tikus yang menyengat. Kesan angker pun tertangkap darinya.

⭐Agak loncat ketika penulis tiba-tiba memunculkan sosok seorang lelaki.

Musim hujan pun tiba, suasana seluruh ruangan gudang menjadi romantis dan mencekam. Terkadang menjelang malam akan terdengar suara seorang wanita cekikikan mirip Mak Lampir, hihihihi...mbaaaaak...hihihihi membuat bulu kuduk merinding dibuatnya. Suara tikus...ciit...ciit...ciit...ciit, suara nyamuk yang bersahutan, suara kucing berkelahi...glodak...glodak...glodak...brakk....Rintikan hujan pun akan meramaikan disetiap ruang belakang dari beberapa lubang genting. Rembesan  rembesan air membasahi setiap dinding ruangan. Laki - laki di dalamnya pun menjadi terbiasa dengan hal tersebut.

Tidak ada kalimat penghubung.

Edited:

Rintikan hujan akan meramaikan setiap ruang belakang. Tetesannya menyelinap dari sela-sela lubang genteng. Rembesan air hujan juga turut membasahi setiap dinding ruangan.

Meski kondisinya sedemikian rupa, ruangan tersebut ternyata berpenghuni. Sesosok lelaki mengisi kekosongannya. Seiring waktu, laki-laki itu pun menjadi terbiasa dengan kondisi tersebut.

⭐Juga pada paragraf tentang seorang wanita. Tiba-tiba dimunculkan tanpa kalimat penghubung.

Gudang yang masih terasa menyeramkan ketika malam, tetapi akan membuat bertanya - tanya ketika lama tidak terdengar suara seorang wanita cekikikan di depan pintu gudang. Kemana sosok wanita itu, mungkin saja sedang pengajian atau ke rumah putra beliau atau sedang gerah. Wanita sepuh penjaga Masjid yang tinggal disebelah Masjid depan gedung berlantai dua yang suka menggoda dengan meniru tertawanya Mak Lampir dan akan tertawa geli ketika melihat ada yang ketakutan.... Ah embah...selalu membuat  takut tapi ngangeni. Beliaulah yang selalu menemani dan mengajari tentang hidup dengan pengalaman yang beliau miliki.

Edited:

Gudang yang masih terasa menyeramkan ketika malam, pada akhirnya menyisakan pertanyaan. Tepatnya, ketika lama tak terdengar suara cekikikan seorang wanita di depan pintu gudang. Kemanakah sosok wanita itu? Mungkin saja ia sedang pergi pengajian atau berkunjung ke rumah putranya. Atau, bisa jadi ia sedang sakit. Lho?

Asal tahu saja, suara wanita cekikikan itu ternyata berasal dari seorang wanita sepuh penjaga Masjid, yang tinggal disebelah Masjid di dekat gedung berlantai dua. Beliau memang suka menggoda dengan menirukan gaya tertawanya Mak Lampir. Beliau pun akan tertawa geli ketika melihat korbannya ketakutan...

⭐Terlalu banyak kata "atau" yang diulang dalam kalimat: Kemana sosok wanita itu, mungkin saja sedang pengajian atau ke rumah putra beliau atau sedang gerah. Bisa diedit sebagaimana contoh di atas.

⭐Paragraf ini agak membingungkan. Sejak awal penulis menggunakan kata ganti orang ketiga dengan menyebut laki-laki dan wanita. Lalu pada paragraf berikut, seolah berganti menjadi kata ganti orang pertama.

Ah embah, selalu membuat  takut tapi ngangeni. Beliaulah yang selalu menemani dan mengajari tentang hidup dengan pengalaman yang beliau miliki. (Menemani dan mengajari siapa? Laki-laki itu dan pasangannya kah? Atau kepada penuliskah?)

Insya'allah dengan banyak latihan akan semakin tajam. Sippo Gudang!

Judul: Oase di Pulau Dewata...
Kisah perjalanannya runut dan mengalir. Namun kurang menjelaskan deskripsi detil tentang obyek tempat yang dideskripsikan. Meski deskripsi tentang seorang anak sudah dijelaskan secara rinci.

⭐Banyak huruf kapital yang kelewatan/ tanpa huruf kapital, seperti Islam, nama orang, dll. Penulisan destinasti=destinasi.

⭐Ada paragraf yang agak membingungkan. 👇

Sampai (Sesampainya) aku di pusat perbelanjaan khas Bali, aku duduk merenung melihat teman-teman yang sibuk berbelanja, kesana kemari untuk memilih yang pas atau sekedar mencari harga terendah, jika dahulu aku tertarik untuk membeli, sekarang, aku bahkan bingung kapan aku memakainya, ‘daripada membuang uang, kusimpan saja,’ batinku. (Teman-teman membeli apa? Bingung memakai apa? Tidak dijelaskan oleh penulis).

⭐Keterkaitan antar kalimat masih agak membingungkan dan agak meloncat-loncat. Misal, kalimat berikut:

Walaupun sudah beberapa kali melihat masjid, bahkan untuk sholat, tapi itu kan fasilitas wisata yang ditawarkan oleh jasa travel yang membawaku. Dan kisah ini dimulai saat seorang teman mengajakku mencari masjid, dia belum sholat sementara aku sudah mengambil rukhshoh untuk men-jamak sholat dzuhur dan asharku. Karena aku melihat simbol masjid sebelum bus yang kutunggangi menurunkan rombongan ke pusat perbelanjaan, maka aku dan eka berjalan menuju tempat aku melihat simbol itu.

⭐Selain itu, penulis tiba-tiba memunculkan sosok Eka. Tanpa memberikan kalimat penghubung terkait siapakah Eka. Misal, ..saat seorang teman bernama Eka, mengajakku mencari masjid.

Insya'allah tulisan akan semakin tajam dengan banyak latihan. Sippo Oase di Pulau Dewata!

Judul: Tamasya Kehidupan...
Siip, tamasya kehidupannya.
Jempol deh.
Penulis mampu merangkai kata dengan apik. Di bagian paling menegangkan pun, mata saya sampai ikut terbelalak. Nafas tertahan. Seolah, betul-betul ada gorila lapar di depan mata saya.
Oke... silakan lanjut.

☀Tapi ada yang perlu diperhatikan juga ya.... Penulis nampaknya terlalu asyik dengan segala kenangannya. Seluruh ide di kepalanya seperti tergesa ingin dikeluarkan. Sehingga kalimat panjang dan melelahkan, pengulangan kata, terasa sekali. He he... slow men.... Menulislah dengan tenang. Bolehlah kita dikejar deadline, tapi jangan memengaruhi tulisan yang kita buat. Ingat, pembaca juga tidak ingin lelah dengan tulisan anda.

Saya ambil contoh sedikit saja ya...
Lampung daerah yang kaya akan tempat berwisata atau bertamasya. Meski sekadar lewat saja seseorang telah dapat menikmati panorama alam yang elok, bukit barisan yang berderet-deret laksana pagar alam yang dibangun oleh yang Maha Kuasa sebagai penopang wilayah Raden Intan ini dengan hamparan laut  di lengkapi dengan pantai-pantainya yang berjajar indah hingga ke-Teluk kiloan dengan debur ombaknya yang exsotik dan ikan lumba-lumbanya yang pasti akan menawan hati setiap pengunjungnya yang beruntung dapat sampai di tempat ini. Selain itu ada pula gunung yang sangat indah pagi para pendaki, dan yang tak kalah menarik pastinya adalah Cagar Alam Way-gambas yang terkenal dengan gajah dan badak berculanya.

edited

Lampung, daerah yang kaya akan tempat wisata. Meski sekadar lewat, seseorang dapat menikmati panorama alam yang elok. Lihatlah bukit barisan yang berderet, laksana pagar alam yang dibangun oleh Sang Maha Kuasa sebagai penopang wilayah Raden Intan ini. Belum lagi hamparan lautnya, di lengkapi pantai berjajar indah hingga ke Teluk Kiloan. Deburan ombak eksotisnya, juga
kawanan lumba-lumba yang menawan hati. Beruntung sekali pengunjung yang
dapat sampai ke tempat ini.

Bagi para pendaki, Lampung juga laksana surga. Adalah Cagar Alam Way-gambas yang terkenal dengan gajah dan badak berculanya. Hmmm... jangan lupa mampir ya....

note: Saya sempat ragu dengan teluk kiloan. Apakah ini nama teluk, atau bermakna teluk yang kiloan kilometer. Entahlah.
Ini saya jadikan 2 paragraf, karena tidak berkesinambungan dengan tulisan di atasnya.

Judul: Ekspedisi Tiga Gunung
Jempol Ekspedisi Tiga Gunung-nya.
Penulis mampu mendeskripsikan apa yang dialami indera pengelihatannya sekian tahun lalu dengan baik. Siip, ingatan yang baik. Jadi ngiri nih, saya selalu bercita-cita untuk pergi ke tempat-tempat yang jauh. Tapi belum kesampaian juga. Ha hay.... Keburu tuwek mbah....

☀Well, ada beberapa catatan tentunya. Kalimat panjang masih terasa. Tanda baca, 'di' kata depan dan yang.menunjukkan tempat, tolong diperhatikan lagi yaa....

☀Baik, saya edit beberapa bagian yang penting.
Dari kabupaten Dompu di pulau Sumbawa mengendarai bus kecil kita melanjutkan perjalanan. Bus penuh sesak penumpang dan barang-barang penumpang tidak mengurangi keelokan pemandangan yang disuguhkan. Perkotaan, sawah hijau luas, hutan-hutan kecil, pohon-pohon yang beraneka ragamnya silih berganti berjajar berlomba-lomba menampilkan keindahannya. Di tengah perjalanan, Pak Sopir menghentikan busnya. Di bawah pohon-pohon besar rindang, sebelah warung kita berhenti. Tanpa aba-aba kita serempak turun ke tempat yang sangat mempesona. Pantai dengan aliran landai, jernih dilapisi berbatuan kecil. Jernihnya air pantai mampu mengguyur lelah, payah kami. Setelah puas mengambil gambar, kita memesan tiga gelas teh rasa khas Sumbawa sambil duduk-duduk didipan bambu. Beberapa saat perjalanan spontas dari kita berucap, ''waow las vegas'' kiri laut yang mempesona dan kanan gunung membentang. Dengan kuda-kuda liar berlarian bebas. Sapi-sapi bergerombol menikmati ilalang.

edited

Menumpang bus kecil, kami melanjutkan perjalanan dari kabupaten Dompu di Pulau Sumbawa. Bus penuh sesak.  Penumpang dan barang bawaannya berjejalan tak mau kalah. Namun demikian, tak mengurangi keelokan pemandangan yang disuguhkan di luar dana.

 Perkotaan, sawah hijau nan luas, hutan-hutan kecil, pohon-pohon beraneka ragam, silih berganti. Berlomba memamerkan keindahannya.

Di tengah perjalanan, Pak Sopir menghentikan laju busnya. Tepat di bawah pohon rindang yang bersebelahan dengan sebuah warung. Tanpa perlu aba-aba, kami serempak turun. Tempat yang, aduhai..... Sangat memesona.

Pantai dengan alirannya yang andai, jernih berlapis berbatuan kecil. Segarnya air mampu mengguyur lelah payah kami. Setelah puas mengambil gambar, kami memesan tiga gelas teh rasa khas Sumbawa sambil duduk-duduk di dipan bambu.

📋note: ternyata, 1 paragraf  dibuat penulis, bisa saya buat menjadi beberapa paragraf. tulisan di akhir tidak saya sertakan, karena bingung. Katanya masih duduk di balai bambu, kok udah di perjalanan lagi. Kapan ngebisnya... He he...
Oya, bila anda sedang menceritakan pengalaman anda, pakailah kata 'saya' atau 'kami'. Karena kata 'kita', berarti menyertakan pembaca. Padahal pembaca tidak terlibat.

Okey... salam sukses petualangan 3 gunung.

Judul: Baiti Jannati...
Bagus. Baiti Jannati yang ditulis mampu mendeskripsikan 'rasa' nya kala itu. Berpisah dengan orang tua, pergi sendiri menyusul suami.... Duh... kasihan. He he...
Tidak mengapa, menjadi spirit buat kita semua.

☀Kata yang dipilih sudah cukup bagus. Meski menurut saya, masih selalu ada kalimat-kalimat panjang, yang sebetulnya bila bila efektif jadi enak dibaca.

Saya ambil contoh :
Hari berganti, waktu berlalu tak terasa aku tinggal sampai delapan bulan lamanya. Suka duka awal perjalanan rumah tanggaku aku nikmati di rumah petakan mungil itu. Beragam cerita mewarnai surga kami setiap hari. Panas teriknya matahari, udara pengap, kipas angin yang tak berhenti berputar, bau semerbak masakan yang memenuhi seisi rumah, bisik - bisik tetangga yang terdengar dari balik dinding, air yang terbatas jumlahnya dan lain sebagainya.

edited

Hari terus berganti. Tanpa terasa delapan bulan sudah aku berada di sini. Suka duka mengawali perjalanan rumah tanggaku, di rumah petakan mungil itu. Beragam cerita mewarnai surga kami. Setiap hari. Panas teriknya matahari, udara pengap, kipas angin yang tak pernah berhenti berputar, bau semerbak masakan yang memenuhi seisi rumah, bisik - bisik tetangga yang terdengar dari balik dinding, air yang terbatas jumlahnya, semua bagai rangkaian musik orkestra. Saling melengkapi.

La ninaa.... excellent. No comment. No editing.... :-D

Judul:💝Gunung Galunggung...
Siip Gunung Galunggungnya. Mengingatkan saya pada kampung halaman. Ada beberapa catatan penting.

☀Keselarasan atau pilihan kata yang kurang tepat, kalimat panjang dan tidak efektif, masih banyak saya temui. Kemampuan tulis menulisnya masih perlu diasah terus. Walau demikian penulis sudah mampu mendeskripsikan suasana dengan baik.

☀Namun saya sedikit bingung karena ada paragraf yang seperti meloncat. Semula penulis menceritakan indahnya Galunggung, tiba-tiba jadi bertutur tentang peristiwa meletusnya Galunggung. Rupanya permasalahannya ada pada penggalan paragraf yang tidak pada tempatnya. Mari diperhatikan 👇

Di kawasan Gunung Galunggung kami mendapati para penambang batu dan pasir sudah mulai bekerja di pagi hari. Truk – truk pengangkut telah berjejer memenuhi muatannya. Dengan izin Allah gunung Galunggung banyak memberikan barokah bagi penduduk sekitar. Setelah mengalami penderitaan karena meletusnya Gunung Galunggung. Sejarah mecatat gunung ini sering beerapa kali meletus terakhir meletus pada tahun 1982, letusan terakhir bertipe “ Vulcanian Vertical “ ( seperti letusan cendawan bom atom ) mencapai ketinggian 20 km ke angkasa, diikuti semburan  “ Piroclastic “ ( debu halus ) yang menghujani kota Bandung, Tasik, Garut, Cianjur dan kota lainya dalam radius 100 km.

         Debu tebal selama 4 bulan yang mengguyur kota-kota tersebut. Membuat kesengsaraan yang panjang. 100.00 ha daerah rata dengan tanah tertimpa batu, lahar dan debu. Puncak gunungnya telah hanyut dan runtuh hanyut terbawa lahar dingin ke daerah sekitarnya. Batu dan pasir inilah yang menjadi berkah yang tidak habis-habisnya untuk di tambang. Inilah berkah Allah yang senantiasa harus dijaga dengan baik, tidak di eksploitasi untuk kepentingan – kepentingan pribadi saja.
Bagaimana bila sepert ini?

Inilah kawasan Gunung Galunggung di pagi hari. Para penambang batu dan pasir mulai bekerja. Truk–truk pengangkut berjejer memenuhi muatannya.

Dengan izin Allah, Gunung Galunggung banyak memberikan berkah bagi penduduk sekitar, setelah mengalami penderitaan akibat letusannya.

Inilah kisahnya. Sejarah mencatat, beberapa kali telah terjadi erupsi di gunung ini. Letusan terakhirnya bertipe “Vulcanian Vertical“ (seperti cendawan bom atom), terjadi pada tahun 1982. Letusannya mencapai ketinggian 20 km ke angkasa, diikuti semburan  “Piroclastic“ (debu halus) yang menghujani kota Bandung, Tasik, Garut, Cianjur dan kota lainya dalam radius 100 km.

Praktis, selama 4 bulan debu tebal mengguyur kota-kota tersebut. Seratus ribu hektar wilayah tertimpa batu, lahar dan debu hingga rata dengan tanah. Puncak gunungnya runtuh, hanyut menjelma menjadi lahar dingin ke daerah sekitarnya. Rupanya, batu dan pasir inilah yang menjadi berkah yang tiada habis ditambang. Inilah rahmat Allah yang senantiasa harus dijaga dengan baik.

Judul: Kenangan di Rumah Nenek...
Kenangan di rumah nenek, jempol! Penulis mampu mendeskripsikan kenangannya dengan baik. Oya, apa kabar anak kambingnya sekarang? He he...

☀Namun bila judulnya dibuat lebih menarik, mungkin akan mengundang antusiasme pembaca. Asal judul tetap mewakili isi tulisan. Karena ada juga, judul yang terlalu bombastis namun ternyata isinya biasa-biasa saja. Dalam konteks ini, semisal ditambahkan satu kata, "SETANGKUP KENANGAN DI RUMAH NENEK', judul yang biasa menjadi lebih berasa.

☀Seperti asesmen sebelumnya, pada tulisan ini kalimat tidak efektif juga masih ada.

☀Saya edit di paragraf awal ya....
Awan mendung menemaniku dalam perjalanan menuju ke rumah nenek. 50 Km ke arah utara dari Kota Solo, tepatnya di kawasan Boyolali bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Hatiku diliputi perasaan gundah serta was-was berharap hujan turun ketika aku sampai di tempat tujuan. Masih terus berdoa, sepeda motor Supra X warna merah hitam-yang dulu termasuk jajaran motor yang paling up to date-tetap aku kendarai. Perjalanan  kala itu tidak bisa aku nikmati dengan santai karena harus berkejaran dengan waktu. Dan benar saja -alhamdulillah- awan mendung baru mau menumpahkan kandungannya saat aku tiba di sana.

Edited :
Awan mendung menemaniku dalam perjalanan ke rumah nenek kali ini. Tepatnya di kawasan Boyolali bagian Timur, 50 km Utara Kota Solo, berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Hatiku diliputi rasa was-was. Berharap hujan turun ketika aku sampai di tujuan saja.

Aku pun masih terus berdoa. Sembari 'memaksa' Supra X warna merah hitam -dulu termasuk motor yang paling up to date-  melaju lebih cepat. Dan benar -alhamdulillah- awan mendung menumpahkan kandungannya saat aku tiba di sana.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar