Kamis, 13 November 2014

Muhasabah : Ketika dunia menjadi obsesi terbesar kehidupan




Orang yang faqir bukanlah tanpa papan, pangan dan sandang, ia juga bukan yang minus rupiah ataupun dolar, tapi orang yang faqir ialah ketika ia telah menjadikan dunia menjadi obsesi terbesar hidupnya sehingga Alloh akan sematkan kacamata kefaqiran tepat di pelupuk matanya, sehingga berapapun gemericik rupiah atau batang emas yang ia kumpulkan justru semakin membuatnya dahaga dan bernafsu untuk menambahnya..



Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam bersabda:

(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya) [HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229)]

Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah: “Orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir (Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dalam kitab “Igaatsatul lahfaan” (1/37)

Maka semakin kita mampu mengontrol hati untuk tidak mencintai dunia secara berlebihan dan menggesernya untuk kepentingan akhirat yang lebih besar, maka semakin kaya lah kita...


Oemar Mita
La tansana min duaikum
Barokallah fikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar