Sabtu, 24 Februari 2018

Penyebab Lemahnya Rasa Percaya Diri Pada Anak



Percaya diri merupakan sikap positif dalam diri seseorang. Sikap ini menjadi modal dasar seseorang untuk memenuhi berbagai kebutuhan pribadinya.


Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri.


Percaya diri (confidence) merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mempunyai keinginan dan motivasi dalam dirinya akan mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri.


Dengan rasa percaya diri, banyak orang yang tadinya mengalami kekurangan kemudian bangkit melampaui kekurangannya sehingga benar-benar mengalahkan kemalangan yang menimpanya. Kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh dapat mengubah masalah menjadi tantangan.


Menurut Thursan Hakim (2002), rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang. Ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.


Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri yaitu dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain.


Sering kita jumpai, ada sebagian anak-anak yang takut untuk menemui orang-orang yang datang bertamu kerumahnya. Adapula anak-anak yang takut untuk tampil pada acara-acara tertentu. Mereka tidak mau berbicara, atau pun kalau mau mereka berbicara dengan terbata-bata, nampak sedih dan malu.


Kondisi seperti ini sering kali disebabkan oleh lemahnya kepercayaan diri dalam diri anak tersebut. Hilangnya rasa tenang dan tentram akibat pola pendidikan yang keliru, sering dicela, dan lain sebagainya.


Lalu, apa saja yang menjadi sebab lemahnya kepercayaan diri pada anak? Sejumlah faktor berikut adalah penyebabnya:

  • Orang tua terlalu sering melarang dan mencela anak saat ia bermain. Hal ini menimbulkan perasaan resah dan mengurangi kepercayaan dirinya.
  • Orang tua mendidik anak bergantung pada orang lain. Seperti, Ibu tidak membiarkan anak makan dan mengenakan pakaian sendiri. Tetapi membiarkan anak bergantung kepada pembantu untuk memenuhi segala keperluan anak. Cara ini membuatnya selalu bergantung pada orang lain. Sehingga kepercayaan diri dan kemandiriannya tidak berkembang.
  • Orang tua membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain. Meskipun maksudnya untuk memotivasi atau mendorong anak untuk belajar, namun cara ini umumnya cara ini memberikan hasil yang berlawanan. Dan justru mengendurkan semangatnya dan tidak menutup kemungkinan membuatnya kehilangan rasa percaya diri.
  • Orang tua terlalu berlebihan mengatur anak-anak sehingga akan merusak kebebasan mereka dalam berfikir.
  • Pertengkaran dan pertikaian kedua orang tua akan menimbulkan perasaan tidak tenang pada diri anak, sehingga mengguncang kepercayaan dirinya.
  • Gangguan dan cacat pada anak, seperti buta, tuli, gemuk, terlalu kurus, pendek dan cacat fisik lainnya dapat melemahkan kepercayaan diri anak.


Terus bagaimana kita bisa membuat anak mempunyai rasa percaya diri?


Anak tidak akan merasa percaya diri kecuali kita sebagai orang tua mempunyai rasa percaya kepadanya. Kita bisa latih anak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bisa ia lakukan. Kita tuntun adik-adiknya untuk patuh dan hormat padanya selama dia menghormati dan menyayangi mereka.


Anak mempunyai keinginan untuk melakukan sebagian besar pekerjaan, namun ketika ia didesak maka ia akan membangkang dan tidak mau melakukan pekerjaan yang kita perintahkan padanya.


Untuk membangun kepercayaan diri anak bisa dengan cara berikut:


  • Melakukan pengawasan yang penuh kasih sayang terhadap anak
  • Berbicara dengan lembut bersamanya
  • Memberi arahan penuh dengan kepercayaan
  • Tidak melarangnya melakukan suatu tindakan tanpa melalui dialog yang membuatnya merasakan ketegasan kata-kata kita
  • Tidak melontarkan celaan-celaan kepadanya

Namun, jika kita tidak peduli dan tidak percaya pada anak dan selalu mengatakan padanya bahwa ia tidak mampu melakukan apapun, maka kepribadiannya akan lemah, tidak percaya diri, tidak mampu mengemban tanggung jawab, suka menyendiri, dan kelak  bisa menjadi orang yang tidak berguna. Na'udzubillah




*Irlind



Sumber:
Adz-Dzaka Al-Athifi, Dr. Daniel Golman
Dr. Hassan Syamsi. 2014. Modern Islamic Parenting. Solo: AISAR Publising
Hakim. T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suara
http://holikulanwar.blogspot.co.id/2012/05/percaya-diri-pd-apa-itu-percaya-diri.html?m=1#


Tidak ada komentar:

Posting Komentar