Selasa, 20 Februari 2018

Tarbiyah yang Gagal



Tarbiyah Islamiah mempunyai tujuan menjadikan manusia sebagai hamba Allah  yang bertauhid dan bertaqwa kepada-Nya, serta berakhlak mulia.


Semua keluarga muslim tentu menginginkan anggota keluarganya tertarbiyah dengan baik. Namun, banyak fakta yang ditemukan tentang kegagalan akan hal tersebut. Terutama kegagalan para orang tua mendidik anak-anak mereka.  Mengapa demikian?


Ibnu Qoyyim mencatat berbagai hal yang menyebabkan kegagalan tarbiyah dalam keluarga.


Pertama, hilangnya teladan yang baik (qudwah shalihah).  Berapa banyak orang tua yang menghalangi anak-anak mereka dari kebahagiaan dunia akhirat karena buruknya keteladanan yang mereka perlihatkan di rumah?


Padahal pandangan anak akan senantiasa  tertuju kepada perilaku orang tua mereka. Jika orang tua berakhlak buruk dan berpaling dari kewajiban beragama, maka seperti itulah yang akan tertanam dan membekas dalam benak anak-anaknya.


Sedangkan orang tua yang menjadikan dirinya istiqamah dan berakhlak mulia, akan mendidik anak-anaknya dengan hal itu pula. Sehingga manfaatnya akan mudah diraih oleh anak-anaknya sebelum terlontar kata-kata nasehat untuk mereka.


Kedua, kemalasan dan pengangguran.
Sifat malas, menganggur, santai, tidak serius dan suka menunda-nunda akan memberi dampak buruk bagi orang sekitar yang melihatnya.


Apa yang kelak akan terjadi jika hal tersebut dilakukan oleh orang tua di rumah, dan disaksikan oleh anak-anaknya?


Ketiga, lalai dalam mendidik akhlak.
Mungkin orang tua hanya fokus pada kecerdasan intelektual, rangking di sekolah, ataupun kegiatan extra lainnya. Sehingga mereka lupa akan pentingnya akhlak dan budi pekerti anak.


Padahal kerusakan moral anak akan berbanding lurus dengan kelalaian orang tua dalam mendidiknya.


Penyeban lainnya adalah kesalahan dalam bergaul. Baik lingkungan tempat tinggal, teman dekat orang tua maupun kawan anak yang buruk, akan berimbas dalam pola pendidikan anak.


Kebiasaan mengabulkan keinginan anak yang cenderung menuruti hawa nafsu dan tidak mengarahkannya pada keinginan yang terpuji, akan menyumbang sebab kerusakan pada diri anak.


Banyak orang tua yang menganggap bahwa pengabulan setiap keinginan anak sebagai bentuk kasih sayang mereka kepada anak-anaknya. Padahal hal tersebut bisa menjadi sebuah kedzaliman dan penghalang tarbiyah yang benar.


Memaksa anak menekuni hal-hal yang tidak disukainya, juga bisa menjadi penyebab gagalnya tarbiyah. Pemaksaan tersebut akan membuat anak tertekan dan tidak nyaman. Selain itu, dapat menghalangi munculnya potensi anak yang asli. Kalau sudah begitu, kita sendiri yang rugi kan?


*irlind


Sumber:
Asmoro, Tri. 2011. Amanah di Pundak Ayah. Solo: Arafah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar