Selasa, 20 Februari 2018

Wahai Suami, Didiklah Istrimu




Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Jika dibiarkan begitu saja maka ia akan semakin bengkok. Tetapi jika diluruskan dengan paksa maka ia akan patah.


Istri menjadi tanggung jawab suami yang tidak cukup hanya memberikan nafkah saja. Akan tetapi ada tanggung jawab lainnya yang tidak kalah penting yaitu bagaimana menjaga istri agar bisa berjalan diatas jalan yang lurus.


Suami harus lebih rajin dalam menimba ilmu agama yang bisa memperbaiki akhlak dan membina istrinya.


Bagaimana suami akan mampu membina istrinya, jika ia tidak mempunyai apapun dari ilmu yang bisa diajarkan kepada sang istri? Ibarat kaidah fiqih, "Faqidussyai laa yu'ti", orang yang tidak memiliki sesuatupun maka tidak mungkin bisa memberi.


Adapun istri yang mempunyai perilaku tidak baik, akan meracuni akal dan akhlak anak-anaknya. Istri seperti ini biasanya kurang pemahamannya terhadap agama sehingga ia mewariskan karakter buruk pada anak-anaknya.


Harus kita sadari bahwa sang istri mempunyai rentang waktu yang lebih lama dalam membersamai anak-anaknya daripada sang suami. Maka pembinaan istri menjadi kewajiban suami.


Hal tersebut tidaklah mudah, mengingat tabiat wanita yang lebih mengedepankan perasaan daripada akal. Meskipun demikian, pembinaan istri harus tetap harus berlanjut. Dan suami tidak boleh  menyalahkan istri yang masih saja membebani pundak sang suami. Karena istri adalah tanggung jawab suami.


Rasa lelah dan kesibukan suami dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan. Jangan sampai justru suami menyandarkan nafkah keluarga kepada sang istri. Karena dominasi istri terhadap nafkah keluarga akan menjadi jalan setan untuk menjadikan istri durhaka kepada suaminya.


Bagaiman suami akan mengatur dan membina istrinya jika dia sendiri lemah untuk berdiri sebagai atap yang kokoh bagi keluarga?


Sesibuk apapun haruslah ada waktu yang disisihkan untuk keluarga. Bercengkerama dengan anak dan istri, berkomunikasi baik dengan mereka akan dapat membangun kedekatan dengan anggota keluarga.


Berapa banyak istri yang berbuat hal yang diharamkan oleh Allah disebabkan kurang perhatian suami terhadapnya. Kepala rumah tanggalah yang harus bertanggung jawab atas anggota keluarganya.


Firman Allah Ta'ala:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak menduhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6).


Imam Ali, Qotadah dan Mujahid menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan, "Jagalah diri kalian dari api neraka dengan perbuatan amal kalian dan jagalah keluarga kalian dengan wasiat kalian." (Tafsir Al-Qurtubi).


Kepala rumah tangga yang diemban suami mempunyai tanggungbjawab terhadap diri sendiri untuk menjaga dirinya dari ancaman api neraka. Dan berkewajiban pula untuk menjaga keluarganya dari terjerumus ke dalam api neraka.


*irlind



Sumber:
Jendela Keluarga. Media PPI Al-Ittihad. Mumtaza edisi 21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar