Selasa, 20 Februari 2018

Rindu Itu Memang Berat





Setiap orang mempunyai kenangan yang membuatnya merasa rindu. Buliran air mata jatuh tak tertahankan ketika memori itu muncul. “Oh..betapa rindu dengan masa-masa itu.”


Orang tua merindukan anak-anaknya yang kini telah dewasa dan merantau ke negeri seberang. Entah sudah berapa tahun ia pergi meninggalkan ayah ibunya demi menuntut ilmu atau bekerja. 
Kini, di rumahnya terasa sepi. Tidak ada canda tawa bersama putra-putrinya. Rindukah? Iya, pasti!


Dulu ketika masih muda, berkumpul dengan teman-teman seperjuangan. Susah senang dijalani bersama. Tali ukhuwah Islamiyah yang mempersatukan di jalan dakwah. Saling menguatkan ketika lemah. Saling menasehati ketika khilaf.


Setelah masing-masing mulai sibuk dengan urusan pribadinya, sudah berpisah tempat dan tidaak bisa bertemu lagi. yang hadir tinggallah kenangan masa lalu. Meski masih bisa saling sapa via WhatsApp atau aplikasi lainnya, tapi rindu suasana ketika berkumpul dulu tidak bisa hilang begitu saja.


Teringat syair ‘Rindu’ yang dibawakan oleh grup nasyid Hijjaz.


Rindu itu adalah anugerah dari Allah
Insan yang berhati nurani, punyai rasa rindu.


Tidak bisa dipungkiri bahwa rasa rindu adalah sebuah rasa yang Allah berikan kepada manusia. Jadi tidak mungkin jika ada manusia normal yang tidak pernah merindukan sesuatu. “Kamu jangan bohong! Pasti pernah merasa rindu kan?”


Rindu pada kedamaian
Rindu pada ketenangan
Rindu pada kesejahteraan
Dan juga kebahagiaan


Sebagai manusia biasa yang hidup bersosial dan bermasyarakat pasti menginginkan kehidupan yang damai, tenang, sejahtera dan bahagia. Kita tidak bisa bayangakan bagaimana perasaan saudara-saudara kita yang tinggal di daerah konflik. Setiap hari mereka diteror, dihujani bom, diburu, dipenjara, dan dihinakan seperti binatang. Allahu musta’an. Pasti mereka merasa rindu dengan suasana damai dan bahagia seperti sebelum malapetaka itu datang menghantui hari-harinya. Maka bantu dan senantiasa doakan mereka.


Orang-orang bertaqwa
Rindu akan kebenaran
Kejujuran dan keikhlasan
Keridhaan Tuhannya


Hidup di akhir zaman sungguh berat. Banyak fitnah yang berhempas. Kabur antara haq dan bathil. Sebagai seorang muslim dan mukmin pasti merasa rindu ketika membuka lembaran sejarah khilafah Islamiyah yang jaya. Sebuah masa dimana harkat dan martabat seorang muslim dijunjung tinggi. Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai landasan hukum dan tolak ukur kebenaran. Sungguh indah masa-masa itu. Tak kuasa menahan air mata berjatuhan membasahi lembaran-lembaran itu.


Orang mukmin merindukan
Anak-anak yang saleh
Istri-istri yang salehah
Keluarga bahagia


Setiap insan mukmin pasti menginginkan semua anggota keluarganya adalah orang-orang saleh yang menjadi penyejuk mata. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah direalisasikan kecuali dengan pertolongan Allah. Ada keluarga yang diuji dengan hadirnya anak yang nakal dan bandel. Ada pula yang diuji dengan istri atau suami yang pembangkang, tidak mau melaksanakan perintah Allah. Bahkan keluarga nabi pun ada yang demikian. Seperti istri nabi Luth yang munafik, dan anak nabi Nuh yang kafir. Na’udzubillah min dzalik.


Para pecinta kebenaran
Rindukan suasana
Masyarakat terjalin
Aman dan sejahtera

Merindukan tegaknya
Kalimah Allah di muka bumi
Dan dalam merindukan
Keampunan Tuhannya

Dan seluruh umat itu
Merindukan cahaya
Yang menyinari kehidupan
Rindu kepada Tuhan


Kita rindu tegaknya kembali kalimah Allah di muka bumi. Yang denganya kehidupan manusia menjadi aman dan sejahtera di bawah naungan Islam. Para pengusung dakwah dan jihad sedang berusaha keras menuju ke arah itu. Maka dukunglah! Masuklah ke dalam barisan mereka. Agar engkau beruntung dan tidak menyesal di kemudian hari.


Manusia hidup ada batasnya. Masing-masing sudah ditentukan ajalnya. Semua akan kembali kepada Allah. Sungguh malang jika hidup di dunia yang sebentar ini sia-sia begitu saja. Tidak ada persiapan bekal untuk kehidupan abadi di akhirat. 


Seluruh umat Islam pasti menginginkan syurga sebagai tempat persinggahan akhir mereka. Dan puncak kebahagiaan seseorang adalah ketika ia bisa menatap wajah Rabbnya secara langsung tanpa hijab. MasyaAllah


Apakah kalian tidak rindu pada Rabbmu? Dia yang menghidupkanmu dan memenuhi segala kebutuhanmu. Dia yang memberi cahaya di hatimu. Sehingga engkau bisa merasakan nikmatnya iman dan Islam. 



 *irlind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar